Gangguan Bipolar: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan yang Tepat

Selasa, 04 November 2025 | 08:15:59 WIB
Gangguan Bipolar: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan yang Tepat

JAKARTA - Banyak orang mungkin pernah mengalami naik-turun suasana hati. Namun, tidak semua perubahan emosi tersebut termasuk kondisi bipolar. 

Gangguan kesehatan mental ini bukan sekadar mood swing biasa, melainkan kondisi serius yang dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, hingga menjalani aktivitas harian. Remaja maupun orang dewasa bisa mengalaminya dan sering kali kondisi ini tidak disadari sejak awal, sehingga penanganannya pun terlambat dilakukan.

Perubahan suasana hati penderita bipolar terjadi secara ekstrem, bisa terasa sangat bahagia bahkan percaya diri berlebihan pada satu waktu, lalu berubah menjadi sangat sedih dan hampa di waktu lainnya. Perpindahan fase tersebut bisa berlangsung cepat atau sebaliknya terjadi dalam hitungan minggu sampai bulan. Karena itulah diagnosis dari tenaga profesional sangat dibutuhkan untuk memastikan penanganan tepat sesuai kondisi masing-masing.

Menurut informasi dari situs WHO tahun 2025, bipolar termasuk salah satu penyebab utama disabilitas karena dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan. Dalam hubungan sosial, di sekolah, hingga di lingkungan kerja, gangguan bipolar dapat memicu ketegangan serta menghambat produktivitas seseorang.

Pengertian Bipolar dan Perubahan Fase yang Terjadi

Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrem antara fase manik dan depresi. Pada fase manik, energi meningkat drastis hingga muncul rasa percaya diri yang terlalu berlebihan. Sebaliknya, pada fase depresi, penderita merasa tidak berdaya, kehilangan minat, dan putus asa mendalam. Kedua kondisi ini dapat mengganggu rutinitas sehari-hari dan membuat penderitanya sulit mempertahankan kestabilan emosi.

Penyebab yang Meningkatkan Risiko Gangguan Bipolar

Penyebab pasti bipolar hingga kini belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan ini, antara lain:

-Faktor genetik: riwayat keluarga dengan bipolar dapat meningkatkan risiko

-Lingkungan: stres berat, trauma, atau pengalaman emosional negatif dapat memicu gejala

-Gaya hidup: pola tidur terganggu, penggunaan alkohol atau obat terlarang dapat memperburuk kondisi

Kombinasi ketiga faktor ini sering kali berperan dalam munculnya bipolar pada individu.

Gejala Fase Manik dan Dampaknya dalam Aktivitas

Fase manik menyebabkan suasana hati meningkat drastis dan energi seolah tiada habis. Beberapa gejala yang muncul pada fase ini meliputi:

-Merasa sangat senang atau euforia berlebihan

-Percaya diri berlebihan hingga merasa kebal

-Bicara cepat dan sulit dihentikan

-Banyak ide yang datang bersamaan (racing thoughts)

-Susah tidur karena terlalu bersemangat

-Mudah terdistraksi

-Berperilaku impulsif atau berisiko

-Gelisah dan mudah tersinggung

Jika tidak dikendalikan, fase ini bisa menimbulkan keputusan berbahaya seperti menghamburkan uang, menyalahgunakan zat, atau bertindak agresif.

Gejala Fase Depresi yang Tidak Boleh Diabaikan

Berbanding terbalik dengan fase manik, fase depresi membuat seseorang kehilangan energi dan harapan. Gejala yang sering dialami meliputi:

-Perasaan sedih dan tidak berdaya dalam waktu lama

-Tidak tertarik pada hal yang dulunya disukai

-Mudah lelah

-Gangguan tidur (insomnia atau tidur berlebihan)

-Perubahan pola makan

-Sulit fokus atau mengambil keputusan

-Rasa bersalah ekstrem

-Munculnya pikiran menyakiti diri sendiri atau keinginan bunuh diri

Fase depresi memiliki risiko yang lebih berat karena berpotensi mengancam nyawa bila tidak segera mendapat penanganan.

Jenis-Jenis Bipolar yang Perlu Dipahami

Gangguan bipolar dibagi menjadi beberapa tipe, tergantung tingkat keparahan:

Bipolar Tipe 1: Penderita mengalami fase manik parah yang berlangsung lama, fase depresi bisa muncul tetapi tidak selalu

Bipolar Tipe 2: Ditandai fase depresi berat dan hipomania yang lebih ringan daripada mania

Bipolar Siklotimik: Perubahan mood kronis namun gejala lebih ringan dan tidak memenuhi kriteria bipolar tipe 1 atau 2

Bipolar Campuran / Tidak Terspesifikasi: Gejala ada tetapi tidak sesuai kategori yang jelas

Pemahaman jenis gangguan membantu menentukan strategi pengobatan yang tepat.

Penanganan Bipolar untuk Mencegah Kambuh Berulang

Bipolar membutuhkan penanganan jangka panjang. Tujuannya bukan hanya meredakan gejala ketika kambuh, tetapi juga menjaga kestabilan agar tidak sering kambuh. Bentuk penanganan meliputi:

Mood stabilizer seperti litium, asam valproat, carbamazepine, dan lamotrigin yang diresepkan dokter

Obat antipsikotik untuk fase mania berat, halusinasi, atau delusi

Menghindari pemicu seperti stres berlebihan, kurang tidur, dan pola hidup buruk

Konsultasi rutin dengan psikiater/psikolog untuk memantau kondisi dan penyesuaian terapi

Olahraga teratur demi meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan melalui pelepasan endorfin

Dukungan keluarga juga sangat penting dalam membantu penderita mempertahankan rutinitas dan kenyamanan sosial.

Kapan Harus Segera Menghubungi Ahli?

Apabila muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri, merasa putus asa berkepanjangan, sulit tidur, atau perubahan perilaku ekstrem yang mengganggu aktivitas, sangat disarankan untuk segera meminta bantuan profesional. Self-diagnosis tidak dianjurkan, karena hanya tenaga ahli yang mampu memberikan diagnosis akurat serta penanganan sesuai kebutuhan.

Gangguan bipolar tidak boleh dianggap sepele. Dengan perawatan yang tepat, penderita tetap dapat menjalani kehidupan yang produktif, stabil, dan berkualitas. Jangan ragu untuk mencari pertolongan jika kamu atau orang terdekat menunjukkan tanda-tandanya.

Terkini