Strategi Hotel HAJJ Dongkrak Pendapatan dan Perkuat Bisnis Perjalanan Religi

Rabu, 05 November 2025 | 08:24:49 WIB
Strategi Hotel HAJJ Dongkrak Pendapatan dan Perkuat Bisnis Perjalanan Religi

JAKARTA - Kinerja bisnis PT Arsy Buana Travelindo Tbk. (HAJJ) kian menunjukkan arah pertumbuhan yang konsisten sepanjang 2025. Emiten yang dikenal sebagai penyedia jasa dan fasilitas perjalanan religi ini berhasil memperluas dominasi di sektor akomodasi, terutama hotel, sebagai bagian penting dari pelayanan bagi jamaah umrah dan haji. Pendekatan ini menjadi pilar utama yang menopang capaian positif perseroan dalam sembilan bulan terakhir. 

Dengan meningkatnya permintaan perjalanan religi, strategi perusahaan untuk memperkuat lini bisnis hotel menunjukkan hasil signifikan terhadap pendapatan hingga kuartal III/2025.

Secara keseluruhan, HAJJ membukukan total pendapatan sebesar Rp727,25 miliar per September 2025. Angka tersebut naik 7,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp677,89 miliar. Pertumbuhan ini memberi sinyal bahwa fokus strategis perusahaan pada sektor akomodasi tidak hanya tepat, tetapi juga memberikan kontribusi dominan terhadap performa keuangan. 

Pendapatan dari segmen hotel meningkat menjadi Rp647,55 miliar dan memberikan kontribusi 89,04% dari total pendapatan. Angka ini menunjukkan kenaikan dari Rp601,31 miliar pada sembilan bulan pertama 2024, menguatkan posisi hotel sebagai sumber pendapatan utama HAJJ.

Selain dari bisnis hotel, perseroan juga mencatat peningkatan pendapatan dari paket layanan atau land arrangement yang mencakup visa, handling, bus, mutowif, hingga tiket pesawat. Segmen ini menghasilkan Rp79,70 miliar, naik dari Rp76,58 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kontribusi tambahan dari layanan pendukung tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan perjalanan yang terintegrasi masih sangat relevan dan menjadi nilai tambah bagi perusahaan di tengah persaingan industri perjalanan religi.

Direktur Utama HAJJ, Saipul Bahri, mengungkapkan bahwa kinerja pada kuartal III/2025 memperlihatkan konsistensi perusahaan dalam menerapkan strategi pertumbuhan berkelanjutan. Menurutnya, meski persaingan bisnis perjalanan religi makin ketat, permintaan yang tetap kuat menjadi modal positif bagi perusahaan untuk terus bertumbuh. “Fokus pada segmen hotel dan akomodasi telah memperkuat posisi kami di pasar. Permintaan perjalanan religi tetap kuat, dan strategi kami di Arab Saudi terbukti mampu memberikan dampak langsung terhadap profitabilitas,” ujar Saipul.

Di sisi profitabilitas, kinerja HAJJ menunjukkan tren yang lebih mencolok. Laba kotor meningkat 101% menjadi Rp91,23 miliar, dari sebelumnya Rp45,44 miliar pada sembilan bulan 2024. Hal ini turut mendorong kenaikan margin laba kotor dari 6,70% menjadi 12,54%. Peningkatan margin ini menunjukkan pengelolaan biaya yang lebih efisien dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan struktur pembelian kamar hotel yang lebih kompetitif.

Pada tingkat operasional, laba sebelum pajak (EBT) HAJJ melonjak 94% menjadi Rp46,47 miliar dari Rp23,99 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih perusahaan juga tumbuh lebih dari dua kali lipat, mencapai Rp35,50 miliar, naik 113% dari Rp16,70 miliar. Selain itu, EBITDA perusahaan tercatat meningkat 145% menjadi Rp68,21 miliar dengan margin 9,38%, yang semakin memperlihatkan efektivitas strategi operasional dalam meningkatkan kinerja bisnis hotel dan layanan perjalanan.

Menanggapi kebijakan baru yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 terkait legalisasi pelaksanaan Umrah Mandiri, manajemen HAJJ memastikan bahwa regulasi tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja maupun prospek usaha perusahaan. Menurut manajemen, kebutuhan jamaah akan hotel tetap tidak dapat digantikan, baik bagi yang menggunakan biro perjalanan maupun yang memilih keberangkatan secara mandiri. Dengan kata lain, permintaan akomodasi hotel tetap stabil sekaligus memastikan posisi usaha HAJJ tetap kuat.

Lebih jauh, pasar yang dijangkau HAJJ tidak hanya berfokus pada jamaah asal Indonesia. Perusahaan juga melayani kebutuhan jamaah dari berbagai negara Muslim, termasuk kawasan Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Timur Tengah. “Diversifikasi pasar ini menjadikan kinerja perseroan tetap tangguh di tengah perubahan regulasi domestik,” jelas Saipul Bahri.

Sementara itu, Direktur Keuangan HAJJ, Agung Prabowo, menuturkan bahwa peningkatan kinerja perseroan menunjukkan kualitas pertumbuhan yang semakin baik. Manajemen dikatakannya mampu menjaga efektivitas strategi dan menumbuhkan pendapatan tanpa mengorbankan efisiensi biaya. Ia menegaskan bahwa disiplin dalam struktur biaya serta pengelolaan alokasi sumber daya menjadi pijakan utama untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat dalam jangka panjang.

Dengan struktur keuangan yang semakin kokoh serta tren permintaan perjalanan religi yang masih tinggi, HAJJ optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan hingga tutup tahun 2025. Perusahaan juga bertekad memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan perjalanan religi yang terintegrasi dan mampu bersaing di tingkat global, khususnya di pasar akomodasi untuk jamaah umrah dan haji.

Terkini